info tentang jepang dari hal yang menarik, unik, dan horor.

Di Balik Lensa

Selasa, 07 Juni 2016

Sejarah Ikan "K O I"

Asal mula kata Koi

Koi (, Bahasa Inggris /koi /, bahasa Jepang: [ko’i]) atau secara spesifiknya koi berasal dari bahasa Jepang yang berarti ikan karper. Lebih spesifik lagi merujuk pada nishikigoi (錦鯉, Bahasa Inggris /nishiki’goi /), yang kurang lebih bermakna ikan karper yang bersulam emas atau perak. Di Jepang, koi menjadi semacam simbol cinta dan persahabatan. Ini karena koi merupakan homofon untuk kata lain yang juga bermakna kasih sayang atau cinta. Ikan Koi adalah sejenis ikan yang termasuk ikan mas (Cyprinus carpio) yang mempunyai ornamen yang sangat indah dan jinak. Koi biasanya dipelihara sebagai hiasan dengan tujuan keindahkan dan keberuntungan di dalam rumah dan luar rumah (kolam koi atau taman air, karena ikan koi dipercaya membawa keberuntungan. Karena ikan koi sangat dekat berkerabat dengan ikan mas, dan oleh karena itu di Indonesia banyak orang menyebutnya ikan mas koi.
Jenis ikan koi dibedakan tergantung dari warnanya, polanya, dan ukurannya. Beberapa unsur warnanya adalah putih, hitam, merah, kuning, biru, dan krem. Jenis koi paling dikenal adalah jenis ''Gosanke'', yang terdiri dari KohakuTaisho Sanshoku, and Showa Sanshoku.

Sejarah Ikan Koi
Budaya Abad Lampau
Menurut sejarahnya, orang cinalah yang pertama kali menernakkan ikan karper, yaitu sekitar tahun 1300-an. Jika kemudian diberitakan koi mulai ngetop dan diklaim sebagai "produk" jepang tentu ada alasannya. Pusat pembenihan koi di jepang terdapat di daerah pegunungan Ojiya, niigata. Daerah ini terkenal sebagai penghasil karper, karena penduduk di Ojiya banyak membudidayakan karper untuk lauk mereka sewaktu musim panas. Pada waktu musim dingin, mereka tidak mungkin lakukan karena daerah tersebut tertutup salju. Sebelum cuaca menjadi dingin, karper tersebut akan menempati kolam-kolam di dalam rumah, dan begitu melewati musim dingin karper tersebut menjadi lauk bagi penduduk ojiya. Melalui suatu pembudidayaan selama bertahun-tahun, akhirnya diperoleh strain yang berwarna merah atau biru cerah. Itulah yang menjadi titik awal yang menyemangati mereka untuk kemudian mencoba-coba menghasilkan strain-strain yang lebih indah. Akhirnya pada tahun 1870 didapatkanlah kohaku (merah dan putih), menyusul pada tahun 1910 shiroutsiiri (putih dan hitam) dan kinutsuri (kuning dan hitam), garis keturunan mulai tampak dan merupakan suatu yang tidak bisa dipungkiri.


 Tahun 1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain. Jika pada awal mulanya hanya satu warna, kemudian menyusul penemuan koi dua dan tiga warna. Adapun koi-koi cantik yang mulai dikenal adalah showa sanke (merah, putih dan hitam). Selain itu muncul juga koi dengan corak lain seperti kinrin (sisik emas), ginrin (sisik perak), dan ogon (emas). Pada tahun 1904, jerman mengirimkan koi dengan sisik yang tidak lengkap dan bahkan yang tidak bersisik sama sekali, sebagai hadiah kepada jepang. Mereka lantas menernakkan koi jerman ini dengan tipe sisik standar untuk koi, dan hasilnya melengkapi keanekaragaman dasar variasi pada sisik koi. Jika koi warna-warni jepang dikenal sebagai nishikigoi, maka koi jerman ini populer dengan sebutan doitsugoi (koi jerman). Dalam bahasa jepang, nishiki mengandung makna kain yang beraneka warna, sedangkan goi artinya tidak lain adalah karper. Akan halnya nishikigoi yang akhirnya populer dengan nama koi.

Tanda Cinta Sang Kaisar
Majalah tropical fish hobbiest edisi september 1988, memuat tentang asal-usul kata nishikigoi. Menurut sejarah cina, ketika anak laki-laki tertua dari kong zi lahir pada 533 sm, penguasa kerajaan lu memberinya ikan sebagai hadiah ulang tahun. Ikan itu konon yang kita sebut koi sekarang ini. Kata koi, menurut cara penulisan jepang, memang bisa menimbulkan dua makna yang berbeda. Makna pertama adalah ikan, sedang makna kedua adalah menjadi murni atau sempurna. Dari kedua makna ini, koi bisa diartikan sebagai ikan yang mempunyai garis rapi dan teratur pada sisik di badannya. Dengan lain perkataan, koi merupakan ikan yang benar-benar sangat menguntungkan dan sangat ideal untuk seni. Cina ternyata mempunyai buku, yang dipercaya sebagai buku pertama dan tertua yang mengupas tentang koi, yang bernama yogyokyo. Tata cara pembudidayaan koi, dan semua jenis koi dikupas dalam buku tersebut. Dalam buku tersebut diuraikan juga tentang koi yang berwarna-warni seperti merah, biru, hitam, putih, dan kuning. Dengan kata lain terdapat rahasia yang masih tersimpan dalam buku koi yang ditulis orang jepang, seperti hitachi fudoki atau nishonshoki. Dalam bahasa jepang antara carp dan love (cinta) mempunyai cara pengucapan yang sama “koi”. Dalam buku nishonshoki terdapat cerita yang menarik tentang kata koi ini. Ketika kaisar kejkou pergi ke provinsi mino pada februari 94, ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak perempuan pangeran yasakairihiko otohime. Ketika mendengar keinginan kaisar kejkou, sang putri menolak dan lari masuk ke dalam hutan. Namun kaisar kejkou tidak kekurangan akal, untuk menarik perhatian pujaan hatinya, ia mengambil ikan yang baru didatangkan dari cina yang ada di kolam penginapannya dan mengadakan jamuan makan ikan. Anehnya sang putri yang semula menolak akhirnya keluar hutan dan menemui dia. Mereka saling jatuh cinta yang dalam bahasa jepang disebut koi. Dari cerita ini orang lantas menyebut koi untuk ikan yang dipakai sang kaisar guna memikat pujaan hatinya.
Bagaimana dengan nama nishikigoi, dari nama nishikigoi adakah cerita yang menarik sebelum nama itu melekat dan dikenal untuk menyebut karper warna-warni ini? Dulu orang menyebut koi dengan nama yang ber-beda-beda, misalnya saja mayogoi (karper yang berpola bagus), hanagoi (karper kembang), echigo no kawarigoi (karper unik dari echigo), irogoi (karper warna), dan madarigoi (karper totol). Adalah Kei Abe, teknisi di pusat penelitian perikanan niigata yang meneliti dan mengembangkan koi, memberinya nama ketika pertama kali taisho sanshoku diproduksi di takezawa mura pada tahun 1918. Pada waktu itu nama ini tidak populer di kalangan masyarakat.
Ada dua versi yang dipercaya sebagai asal muasal kata nishikigoi dikenal luas. Pertama, kata ini mulai dikenal ketika seorang kapten singgah di pusat pembenihan koi setelah usai perang dunia kedua. Saking laparnya ia minta irogoi (karper warna) untuk mengisi perutnya, yang kemudian dibingungkan dengan kata irokoi yang dalam bahasa jepang mengandung makna nafsu seksual. Dari sini kemungkinan kata nishikigoi mulai dikenal luas. Cerita kedua adalah ketika francis burgoa, kepala markas besar tentara sekutu mengadakan peninjauan di pusat pembenihan koi di yamakoshi setelah perang dunia kedua. Sejak saat itu kemungkinan kata nishikigoi mulai populer. Dan tentunya kata nishikigoi hanya untuk menyebut ikan yang berwarna-warni dan bukannya yang satu warna.


Rabu, 25 Mei 2016

GUNUNG FUJI sebagai salah satu Maskot Jepang


Hai sahabat Speed Booster, pada postingan kali ini saya akan membahas tentang salah satu maskot yang ada di negara matahari terbit. Dari tiga maskot yang ada di Jepang yaitu; Gunung Fuji, Bunga Sakura, dan si kereta cepat Shinkansen, kali ini saya akan membahas tentang Gunung Fuji. Baiklah langsung saja kita bahas Gunung yang menjadi maskot sekaligus objek wisata di negara matahari terbit ini.

Seperti yang telah kita ketahui, Gunung Fuji (富士山Fuji-san) adalah gunung tertinggi di Jepang, terletak di perbatasan Prefektur Shizuoka dan Yamanashi, di sebelah barat Tokyo. Gunung Fuji terletak dekat pesisir Pasifik berpusat di Honshu. Fuji dikelilingi oleh tiga kota yaitu Gotemba (timur), Fuji Yoshida (utara) dan Fujinomiya (barat daya). Gunung setinggi 3.776m dpl ini dikelilingi juga oleh lima danau yaitu Kawaguchi, Yamanaka, Sai, Motosu, dan Shoji.
Gunung Fuji adalah simbol Jepang yang terkenal dan sering digambarkan dalam karya seni dan foto-foto, serta dikunjungi pendaki gunung maupun wisatawan. Gunung Fuji diperkirakan terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu. Sebuah gunung berapi yang kini masih aktif walaupun memiliki kemungkinan letusan yang rendah, Fuji terakhir kali meletus pada tahun 1707. Terdapat lima danau di sekeliling Fuji, yaitu Danau Kawaguchi, DanauYamanaka, Danau Sai, Danau Motosu dan Danau Shoji.
Sekitar 200.000 orang mendaki Gunung Fuji setiap tahunnya, 30% di antaranya orang asing. Tenggat waktu yang paling populer bagi para pendaki adalah dari 1 Juli hingga 27 Agustus. Pendakian bisa memakan waktu dari 3 hingga 7 jam sementara penurunan gunung mencapai sekitar 2 hingga 5 jam.
Selain itu, Gunung Fuji juga merupakan salah satu objek wisata yang paling diminati oleh wisatawan lokal maupun turis asing. Mereka menganggap tidak lengkap rasanya mengunjungi Jepang tanpa datang ke Gunung Fuji. Apalagi saat musim semi antara bulan Maret sampai April. Pada saat itu bunga sakura sedang bermekaran. Moment kembangnya bunga sakura yang bermekaran menyuguhkan pengalaman wisata dengan penuh kenangan.

Bayangkan, puncak Gunung Fuji yang diselimuti salju, dipadukan dengan pemandangan bunga sakura yang merona dengan warna merah muda yang bermekaran di kaki Gunung Fuji, pastilah sangat indah untuk diabadikan ke dalam sebuah foto. Selain Gunung Fuji, lima danau yang ada di dekatnya yakni Danau Shoji, Motoshu, Sai,Yamanaka, Kawaguchi. Nah danau-danau ini pun juga ikut menjadi objek wisata yang menarik sebab berlatarkan pemandangan dari Gunung Fuji itu sendiri.
Nah cukup itu saja dulu informasi tentang Gunung Fuji, nanti jika sobat pengen informasi lebih banyak lagi tentang Gunung Fuji, sobat bisa request  di kolom komentar.
Ok,,, terimakasih sudah  meluangkan waktunya untuk membaca di blog  ini.

Sampai jumpa di postingan berikutnya,,,,,



S E L A M A T     M E M B A C A ! ! !