info tentang jepang dari hal yang menarik, unik, dan horor.

Di Balik Lensa

Rabu, 12 Juni 2013

Pengertian dan jenis-jenis Keigo

1.      Pengertian Keigo 
Keigo dalam bahasa Indonesia disebut bahasa hormat. Bahasa hormat sepadan dengan bahasa halus atau bahasa lemas sebagai istilah yang dipungut dari bahasa daerah yang dipakai kepada orang yang lebih tinggi derajatnya. Menurut Terada Takanao (1984:238) Keigo adalah bahasa yang mengungkapkan rasa hormat terhadap lawan bicara atau orang ketiga. Menurut Nomura (1992:54) Keigo adalah ungkapan kebahasaan yang menaikkan derajat pendengar atau orang yang menjadi pokok pembicara. Sedangkan menurut Ogawa (1989:227) Keigo adalah ungkapan sopan yang dipakai pembicara atau penulis dengan mempertimbangkan pihak pendengar, pembaca, atau orang yang menjadi pokok pembicara. Pada dasarnya Keigo adalah bahasa yang dipakai untuk menghaluskan bahasa atau bahasa yang mengungkapkan rasa hormat terhadap lawan bicara yang berfungsi untuk menaikkan derajat orang yang dibicarakan yang dipakai oleh orang pertama untuk menghormati orang kedua dan orang ketiga. Jadi yang dipertimbangkan pada waktu menggunakan keigo adalah konteks tuturan termasuk orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Nakao Toshio dalam Sudjianto (1999:149) menjelaskan bahwa keigo ditentukan dengan beberapa faktor sebagai berikut : 
1.  Usia   : Tua atau muda, senior atau junior 
2.  Status  :Atasan atau bawahan, guru atau murid 
3. Jenis kelamin   : Pria atau wanita 
4. Keakrapan  : Orang dalam atau orang luar  
5.   Pribadi atau umum  : Rapat dan upacara 
6.   Pendidikan   : Berpendidikan atau tidak   
Pemakaian Keigo tampak sangat mencolok dalam pemakaian  bahasa Jepang sehari-hari. Hal ini menjadi satu ciri khas kekayaan bahasa Jepang. Sebagai contoh untuk menyatakan “makan” ada beberapa kata yang digunakan seperti pada kalimat  berikut :  
 1.  Osaki ni gohan o itadakimashita 
 (Saya sudah makan) 
 2.  Douzo gohan o agatte irasshatte kudasai 
  (Silahkan makan) 
 3.   Nani o meshiagarimasuka 
  (Mau makan apa?)  
Di dalam bahasa Indonesia kata  “makan” dipakai dalam situasi apapun, di mana pun, kapan pun, tanpa memperhatikan siapa yang berbicara, siapa lawan bicara, atau siapa orang yang dibicarakan. Tetapi dalam bahasa Jepang tidaklah demikian. Dalam bahasa Jepang terdapat beberapa kata untuk menyatakan suatu perbuatan berdasarkan perbedaan situasi, teman berbicara, dan orang-orang yang dibicarakan. Sehingga hanya untuk kata yang menunjukkan aktifitas “makan” dapat dipakai beberapa verba seperti  taberu, itadaku dan meshiagaru. Contoh lain misalnya dalam pemakaian pronomina persona. Untuk pronomina persona pertama tunggal saja terdapat beberapa kata seperti contoh berikut : 
1. Watakushi wa Indonesia jin de gozaimasu 
(Saya orang Indonesia) 
2. Watashi no kodomo wa ima nihon de nihongo o benkyou shitte imasu 
(Anak saya sekarang sedang belajar bahasa Jepang di Jepang) 
3. Boku wa kankoku kara kita ryugakusei desu 
(Saya mahasiswa asing yang datang dari Korea utara) 
4. Ore wa mada asameshi tabenai 
(Saya belum makan pagi) 
  
Verba taberu, itadaku dan meshiagaru memiliki arti yang sama. Begitu pula pronomina persona pertama tunggal watakushi, watashi, boku, dan ore pun semuanya memiliki arti yang sama. Kata-kata tersebut ada dalam cakupan ragam bahasa hormat yang dipakai dengan memperhatikan situasi pembicaraan, dengan siapa kita berbicara, dan siapa yang kita bicarakan. Ketiga hal itulah yang menjadi dasar penggunaan ragam bahasa hormat.  

2.      Jenis-jenis Keigo 
Pada umumnya keigo dibagi menjadi tiga jenis, yaitu  sonkeigo, kenjogo, dan teineigo. Tetapi pendapat mengenai macam-macam keigo (bahasa hormat) ini tampaknya belum seragam, sebab ada pula yang mengatakan keigo memiliki lebih dari tiga jenis. Misalnya Ishida Shoichiro dalam buku keigo menambah bikago menjadi jenis bahasa hormat selain ketiga jenis yang telah disebutkan diatas. Bahkan Hiromi Hata dalam suatu tulisannyadalam Nihongo Jaanaru memasukkan Jouhingo ke dalam bahasa hormat. Para ahli yang membagi bahasa hormat menjadi tiga jenis mempunyai alasan baik bikago maupun jouhingo sepadan dengan teineigo. Sedangkan seperti Hiromi Hata dan Ishida Shouichiro tidak mengelompokkan jouhingo dan bikago kedalam teineigo karena cara penggunaan ketiga jenis keigo itu berbeda. Adapun pengertian dari ketiga jenis  Keigo tersebut adalah : 

a.                   Sonkeigo
Menurut Hirai (1985:132) Sonkeigo adalah cara bertutur kata yang secara langsung menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara. Sementara itu menurut Oishi Shotaro (1985:132) Sonkeigo adalah kata yang digunakan untuk menghormati lawan bicara atau orang yang dibicarakan dengan cara menaikan derajat orang yang dibicarakan. Yang dihormati oleh pembicara di sini bukan hanya persona kedua atau persona ketiga yang secara langsung menjadi pokok pembicaraan, tetapi termasuk juga perkara, keadaan, perbuatan, serta benda atau keluarga orang yang dibicarakan.

Ø  O [+VERB] NI NARU
·         Kaeru / kaerimasu / O kaerini narimasu
先生は もう おかえりになりまし
Sensei wa mou o kairi narimashita

·         Kaku / kakimasu / o kakini narimasu
これは たなか先生が おかきになった本で
Kore wa Tanaka sensei ga o kakininatta hon desu

·         Matsu / machimasu / o machini narimasu
先生のおくさんはロビーで先生を おまちになっていま
Sensei no okusann wa robide sensei o omachini natteimasu

Ø  RARERU
·         Kaeru / kaerimasu / kaeraremasu
先生は もう かえられまし
Sensei wa mou kaeraremashita

·         Kaku / kakimasu / Kakaremasu
これは たなか先生が かかられた 本で
Kore wa Tanaka sensei ga kakerareta hon desu

·         Tsukuru / tsukurimasu / Tsukuraremasu
この りょうりは 先生の おくさんが つくられまし
Kono ryouri wa sensei no okusan ga tsukuraremashita

·         Yomu / yomimasu / yomaremasu
たなか先生は しんぶんを よまれます
Tanaka sensei wa shinbun o yomaremasu

·         Kuru / kimasu / Koraremasu
たなか先生は いつも 7じに 学校へ 来られます
Tanaka sensei wa itsumo shichiji ni gakkou e koraremasu

·         Neru / nemasu / Neraremasu
先生は なんじに ねられます
Sensei wa nanji ni neraremasu ka ?

Ø  Special word
·         Iru / irimasu / irasshaimiasu
あなたの お父さんは きょう 家に いらっしゃいます
Ananta no otousan wa kyou ie ni irasshaimasu ka ?

·         Iku / ikimasu / irasshaimasu
しゃちょうわ きのう とうきょうへ いらっしゃいまし
Sachou wa kinou tokyo e irashaimasita

·         Kuru / kimasu / irasshaimasu
どちらの 国から いらっしゃいました の です
Raion wa dochira no kuni kara irasshaimashita no desu ka ?

·         Nomu / nomimasu / meshi agarimasu
先生は ビールを たくさん めしあがりまし
Sensei wa biiru o takusan meshi agarimashita

·         Taberu / tabemasu / meshi agarimasu
ひるごはんは 何を めしあがりたいです
Hiru gohan wa nani o meshi agaritai desuka

·         Shite iru / Shite imasu / Gozonji
A先生、B先生の でんわばんご ごぞんじです 
A sensei, B sensei no denwa bango gozonji desuka

·         Miru / Mimasu / Goran
ごらんください
Goran kudasai

·         Yobu >> Oyobi dashi
Berita panggilan seperti ini sangat umum kita dengar di pusat perbelanjaan atau sejenisnya.
およびだし もうしあげます。やまださま インフォメーションまで おこしください
Oyobidashi moushi agemasu. Yamada sama, information made okoshi kudasai  
b.               Kenjogo 
Hirai Masao (1985:132) menyebut Kenjogo dengan istilah kensogo sebagai suatu ungkapan untuk menunjukkan rasa hormat pembicara kepada lawan bicara maupun orang yang menjadi topik pembicara dengan cara merendahkan prilakunya sendiri. Sedangkan Oishi Shotaro (1985:27) mengartikan Kenjogo sebagai keigo yang menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara atau terhadap teman orang yang dibicarakan dengan cara merendahkan orang yang dibicarakan termasuk benda-benda, aktifitas, atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya.  Dalam etika pergaulan orang Jepang, merendahkan diri umum dipakai baik dalam bahasa maupun prilaku. Misalnya merendahkan badan dengan membungkuk adalah ekpresi dari rasa hormat pada orang lain. Merendahkan diri dengan bahasa dan prilaku bukan berarti membuat kita rendah di mata lawan bicara namun justru dianggap tahu etika dan sopan santun.
·         Hakobi / hakobimasu / o hakobi shimasu
わたしが にもつを おはこび しま
Watashi ga nimotsu o Ohakobi shimasu

·         Au / aimasu / o ai shimasu
きのう 先生の おくさんに お会いに しまし
Kinou sensei no okusan ni o ai shimashita

·         Matsu / machimasu / o machi shimasu
ロビーで おまち しま
Robi de o machi shimasu

Ø  Special Word
·         Iku / ikimasu / mairimasu
わたしわ まいにち きょうとへ まいりま
Watashi wa mainichi Kyoto e mairimasu

·         Kuru / kimasu / mairimasu
いもうとわ さくねん にほんへ まいりま
Imotou wa sakunen nihon e mairimasu

·         Nomu / nomimasu / itadakimasu
わたしわ いつも ぎゅうにゅうを いただきま
Watashi wa itsumo gyuunyuu o itadakimasu

·         Taberu / tabemasu / itadakimasu
何もいただきたくない で
Nani mo itadakitakunai desu

·         Suru / shimasu / Itashimasu
わたしが にもつを はこびしま
Watashi ga nimotusu o hakobi shimasu
Watashi ga O nimotus o Ohakobi shimasu
Watashi ga O nimotus o Ohakobi itashimasu

·         Shinai / shimasen / Itashimasen
わたしわ なにも しな
Watashi wa nani mo shinai
Watashi wa nani mo shimasen
Watashi nani mo itashimasen

·         Suru / shimasu / itashimasu
しつれい しま
Shitsurei shimasu
Shitsurei itashimasu

c.                Teineigo
Menurut Hirai (1985:131) Teinego adalah ungkapan sopan yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat pembicara kepada lawan bicara dengan saling menghargai perasaan masing-masing, Oishi Shotaro dalam Bunkachoo (1985:28) menyebutkan Teineigo dengan istilah Teichoogo adalah bahasa hormat yang secara langsung menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara. Teineigo tidak sama dengan Songkeigo dan Kenjogo karena teineigo sama sekali tidak ada hubungannya dengan menaikkan atau menurunkan derajat orang yang dibicarakan.Yang menjadi pertimbangan dalam teineigo hanyalah lawan bicara. Teineigo semata-mata dipergunakan untuk menghormati lawan bicara. Pengertian jenis keigo selain dari ketiga jenis di atas adalah : Kata “desu” sebenarnya sudah merupakan kalimat sopan dan secara bisa di pakai dalam kondisi umum. Untuk situasi tertentu, lawan bicara yang posisinya sangat penting, dipakai bentuk yang lebih halus lagi yaitu “gozaimasu dan degozaimasu”. Kata ini umum kita dengar atau di pakai di lingkungan restauran, hotel dan percakapan di film berseting kerajaan.
·         Desu >> De gozaimasu
わたし は たなか で
Watashi wa Tanaka desu [sopan standard]
Watashi wa Tanaka de gozaimasu [sangat sopan]

·         Desu >> De gozaimasu
ナシ  で
Nasi goreng desu [sopan]
Nasi goreng degozaimasu [sangat sopan]

·         Aru >> Gozaimasu
ナシ ゴレン あります
Nasii goreng arimasu ka ?
Hai, arimasu [sopan]
Hai, gozaimasu [sangat sopan]

·         Nai >> Gozaimasen
いいえ、ございませ
Iie, gozaimasen

Ø  O + NOUN
Di depan benda kita tambahkan huruf O sebagai rasa hormat kepada benda dan juga lawan bicara. Omizu (air), Okome (beras), Okane (uang), Oheya (kamar), Ojikan (waktu), Okosama (anak). Note : untuk anak sendiri kata terakhir tidak bisa dipakai tapi cukup bahasa standar yaitu Kodomo atau Chibi. Otosama dan Okasama juga berlaku aturan yang sama untuk pengganti kata Bapak dan Ibu. Pelayan hotel akan menunjukkan nomor kamar kepada tamunya dengan kalimat :

おへやは 8ごしつす でございま
O heya wa 8 go shitsu de gozaimasu
(Nomor kamar tuan adalah kamar nomor 8)

Ø  O + ADJEKTIVE
Penggunaannya sangat terbatas, hanya pada beberapa kata sifat saja. Di bawah ini adalah perbedaan contoh penggunaan kalimat antara guru dan muridnya.

·         Ishogashii / o ishogashii
たなかくん、いそがしい です
Tanaka kun, isogashii desu ne
Sensei, o ishogashii desu ne

·         Hisashiburi / O hisashiburi
たなかくん、ひさしぶ
Tanaka kun, hisashiburi !
Sensei, o hisashiburi !

·         Contoh lain
どうぞ ごらくに なって くださ
Douzo O raku ni natte kudasai

d.            Bikago
Ishida Shoichiro mengatakan bahwa Bikago adalah bahasa hormat yang menghaluskan (lemah lembut) serta memperindah bahasa yang diucapkan. Bikago berbeda dengan Sonkeigo, Kenjogo dan Teineigo yang dipakai untuk menyatakan rasa  hormat terhadap lawan bicara atau orang yang menjadi pokok pembicara. Bikago dipakai sebagai hiasan bahasa seseorang (Bunkachoo,1985:29).

e.       Johingo
Istilah Johingo berasal dari kata johin dan go. Johin berarti lemah gemulai, anggun, halus budi bahasa, apik, sopan. Lalu menjadi kata johingo yang berarti bahasa halus, bahasa yang sopan, atau bahasa yang menunjukkan kelemah lembutan. Johingo hampir sama dengan bikago,  bedanya adalah johingo dipakai melalui penggunaan prefix O/Go pada kata-kata tertentu, berikut contoh kata-kata yang menggunakan prefix tersebut dalam bentuk tabel :

Prefiks O
Prefiks Go
O-kangae
Go-iken
O-kimochi
Go-aisatsu
O-kosama
Go-ryoko
O-tanjyoubi
Go-ryoshin
O-genki
Go-shinpai
Prefiks O dipakai sebelum nomina, adjektiva-I, adjektiva-na, atau verba yang menyatakan rasa hormat. Pada kata-kata yang berasal dari bahasa Cina biasanya menggunakan prefix Go tetapi ada pula diantaranya yang memakai prefix O (Bunkacho, 1981 : 124). Yang menjadi jadi kesulitan dalam menggunakan aturan kata hormat ini adalah kurangnya aturan yang pasti. Maksudnya, suatu kata akan menjadi halus jika menggunakan prefiks tersebut, tetapi ada pula kata-kata yang sama sekali tidak dapat menggunakan prefiks tersebut. Bahkan akan menjadi rancu jika digunakan. Berikut beberapa peraturan mengenai tata cara penggunaan prefiks sebagai jihongo ;
1)      Pada kata-kata yang menyatakan suatu upacara, peristiwa, atau perayaan, misalnya :
-          Omedetou
-          Osan
-          Omairi
-          Orei
2)      Pada kata-kata yang menyatakan barang yang dipakai, misalnya :
-          Okurumi
-          Omutsu
-          Oshime
-          Ofuru
3)      Pada nama-nama makanan, misalnya :
-          Okashi
-          Oyu
-          Ocha
-          Osake
-          Odango
4)      Pada nama-nama barang atau alat-alat, misalnya :
-          Ozen
-          Owan
-          Otama
-          Oshiroi
5)      Pada kata-kata yang berhubungan dengan manuia, misalnya :
-          Onaka
-          Oshaberi
-          Odeki
-          Ozanari  
Kedua ragam ini lebih banyak dipakai oleh perempuan dari pada laki-laki. Dalam acara drama sandiwara televisi, di dalam film-film, atau di dalam novel-novel, johingo menjadi ciri bahasa perempuan yang termasuk golongan atas masyarakat.(misalnya kaum bangsawan). 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

keren,, ternyata dijepang ada beragam bahasa hormat yaa,,,

日本語勉強Skuyla! mengatakan...

aaaa sankyu kak, artikel ini sangat bermanfaat loh jujur, dan membantu saya memahami perbedaan sonkeigo dan kenjougo arigatou gozaimasu.